Senin, 22 Januari 2024

Memaafkan Diri, Merangkai Senyuman Kembali

Kesempatan memaafkan adalah pemberian dari Allah, karena itu adalah waktu saat Allah memanggil kita untuk lebih dekat dengan-Nya. Membandingkan kenyataan dalam diri dengan ilusi kesempurnaan orang lain, membuat kita lebih sulit memaafkan diri sendiri daripada memaafkan orang lain. Rahmat Allah akan selalu lebih besar daripada dosa-dosa kita, tapi seringnya kebencian diri nampak lebih berat dari rasa mencintai diri sendiri. 

Kita harus belajar untuk memaafkan diri sendiri untuk hal-hal yang tidak kita sadari. Setiap orang memang memiliki pandangan berbeda ketika mereka melihat ke belakang, tapi jika ingin maju ke depan kita harus belajar dari masa lalu, bukan justru terjebak di dalamnya. Taubat bukan hanya memohon ampunan pada Allah, tapi juga melihat bahwa diri kita layak untuk menerima rahmat-Nya. Maafkan dirimu sendiri, dengan melihat pada diri kita melalui pandangan-Nya bukan melalui pandangan dosa-dosa kita.

Saat melakukan dosa dan kembali pada Allah dalam keadaan malu, kebergantungan kita pada Allah meningkat. Jalaludin Rumi pernah berkata: 

"Dimana ada kerusakan, di sana ada harapan untuk sebuah harta"

Kesadaran bahwa kita telah melakukan dosa adalah sebuah sumber rasa syukur karena ia membuka jalan untuk kembali pada-Nya. Kecenderungan bertaubat adalah tanda bahwa Allah memanggil kita dengan kasih dan sayang-Nya. Setan ingin agar kita sibuk dengan kesalahan-kesalahan kita, karena selama kita melihat sisi kemanusiaan kita, pandangan kita akan teralihkan dari kesempurnaan Allah. Selama kita masih memandang dosa-dosa kita, kita akan kehilangan kesempatan untuk menyaksikan betapa luasnya ampunan Allah pada setiap hamba-Nya.

Penting diingat, bahwa kesalahan kita tidak bisa mengurangi cinta Allah kepada kita. Karena itu, jangan biarkan dirimu larut dalam rasa malu, tetapi kembalikan hatimu pada Allah. Karena hanya dengan mengingat-Nya, ketenangan yang sesungguhnya akan kamu temukan. Pintu Allah selalu terbuka bagi mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari kehadiran-Nya. Setiap hari Allah memberi kesempatan baru untuk kembali datang ke pelukan rahmat-Nya.

"Barangsiapa bertakwa pada Allah, niscaya Dia akan membuka baginya jalan keluar.(QS. 65:2) 

Rabb kita begitu setia dan kasih sayang-Nya memeluk kita lebih erat daripada pelukan seorang ibu pada anaknya. Cahaya cinta, kasih sayang, dan ampunan-Nya selalu ada untuk kita. Kita hanya perlu membuka mata dan menerima pemberian-Nya yang telah diwujudkan dalam diri dan sekitar kita.

Kisahmu pada masa lalu, mungkin akan berbeda dengan masa depan. Namun begitulah kehidupan, dimana kita akan dipertemukan dengan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya,. Melukis kisah yang berbeda bersama, agar kita mendapatkan pelajaran yang berbeda-beda pula darinya. Ambil sebagai pelajaran untuk menemukan yang terbaik, melakukan hal yang semakin baik, dan menjadikan diri kita lebih baik. Terkadang yang kita perlukan hanyalah waktu. Waktu untuk bersabar, memaafkan, merelakan, dan banyak lagi. Kita tidak pernah tau kapan waktu yang tepat, namun kita bisa mengusahakan yang terbaik. Maka pada setiap proses dan langkah kita, semoga Allah senantiasa menguatkan. (Anonym) 

Share:

Rabu, 04 Oktober 2023

Misi Transformasi: Kontribusi Inovatif Untuk Indonesia Setelah Menamatkan Studi (Esai Beasiswa Unggulan 2023)

Indonesia, dengan kekayaan budaya yang luar biasa dan keanekaragaman alam yang mengagumkan, memiliki potensi untuk berkembang dan bertransformasi yang tak terhingga. Dalam perjalanan menuju masa depan yang cerah, generasi muda memiliki peran penting dalam membawa negara ini menuju tingkat kemajuan yang lebih tinggi. Misi transformasional ini tidak hanya tentang menemukan peluang individu tetapi juga bagaimana dapat membawa perubahan yang positif dan langgeng bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dengan menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan semangat yang diperoleh selama masa studi, kita memiliki peluang unik untuk menemukan solusi atas tantangan yang dihadapi oleh negara kita. Pendidikan memberi kita landasan yang kuat untuk berpikir kritis, inovatif, dan kolaboratif dalam lintas disiplin. Namun, misi transformasi ini juga membutuhkan tekad dan komitmen untuk menghadapi hambatan yang mungkin muncul dalam menuju perubahan. Dengan keyakinan yang kuat dan visi yang jelas, kita bisa menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia ke tahap pembangunan yang lebih tinggi. 

Saya adalah individu yang penuh semangat dan komitmen untuk berkontribusi dalam transformasi Indonesia terutama di bidang kesehatan dan pendidikan setelah nanti saya menyelesaikan studi. Nama saya Gani Putri Aryanto dan saat ini saya tengah menempuh pendidikan di Universitas Nasional jurusan Kebidanan. Meskipun belum lulus dari studi, saya memiliki visi yang kuat mengenai peran yang ingin saya mainkan dalam membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia di masa depan. Sejak awal studi, saya sangat tertarik dengan masalah kesehatan dan pendidikan. Saya merasa tergerak oleh ketidaksetaraan aksesibilitas dan kualitas yang tidak merata dikedua sektor ini. Walaupun saya belum memiliki gelar, saya mencoba untuk memperluas pengetahuan saya melalui buku, seminar, dan diskusi dengan para ahli di bidang kesehatan dan pendidikan. Saya merasa bahwa bidang kesehatan khususnya dalam ranah kebidanan merupakan aspek penting dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik. Saya memiliki hasrat yang mendalam untuk memastikan bahwa setiap wanita memiliki akses perawatan kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan yang aman dan berkualitas. Misi transformatif saya di bidang ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan maternal dan menurunkan angka kematian ibu dan anak di Indonesia. 

Saya berasal dari keluarga yang kurang mampu, namun semua itu tidak menyurutkan semangat saya untuk menjadi siswa yang berprestasi. Selama bersekolah, saya memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik. Saya menjadi juara 1 paralel selama bersekolah baik di SMP maupun SMA. Saya menjadi wisudawan terbaik saat kelulusan SMA karena prestasi dan pengalaman yang saya miliki. Pengalaman saya selama bersekolah di pondok pesantren membuat saya bisa beardaptasi dengan lingkungan luar seperti saat ini. Selama dipondok pesantren, saya memiliki banyak pengalaman berorganisasi dan kepanitiaan yang sering saya ikuti. Saya pernah menjadi pengurus kader kesehatan remaja, dimana program tersebut mirip dengan palang merah remaja. Kegiatan yang saya lakukan dalam kader kesehatan remaja tersebut seperti program penyuluhan kesehatan, perilaku hidup bersih bagi para santri, serta pemeriksaan kesehatan bagi para santri.

Setelah menyelesaikan studi, saya berencana untuk bekerja sama dengan organisasi kesehatan dan lembaga pendidikan untuk mengembangkan program pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja dan perempuan di daerah-daerah terpencil. Saya ingin menggabungkan teknologi dengan pendekatan komunitas untuk menyediakan informasi kesehatan yang mudah diakses dan dipahami oleh mereka yang membutuhkan. Selain itu, saya berencana untuk melatih bidan dan tenaga kesehatan di daerah terpencil untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam perawatan ibu hamil dan persalinan. Dalam bidang kesehatan, saya memiliki keyakinan bahwa akses universal terhadap pelayanan kesehatan berkualitas adalah hak setiap warga negara. Di masa depan, saya berencana untuk merancang dan melaksanakan program-program inovatif yang menghubungkan teknologi dengan kebutuhan masyarakat dalam hal kesehatan. Saya ingin memanfaatkan telemedicine dan platform online untuk memberikan informasi kesehatan yang akurat dan mudah diakses oleh masyarakat, terutama di daerah terpencil. Saya juga berharap dapat bekerja sama dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah untuk mengembangkan layanan kesehatan komprehensif yang dapat mencakup berbagai aspek kesehatan masyarakat.

Selain bidang kesehatan, pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam transisi positif Indonesia. Saya percaya bahwa pendidikan yang berkualitas adalah hak setiap anak dan saya ingin berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil. Setelah menyelesaikan studi, saya berencana untuk mengembangkan program pelatihan untuk guru di daerah terpencil, dengan fokus pada metode pengajaran yang inovatif dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Saya juga ingin mendorong penggunaan teknologi pendidikan yang dapat meningkatkan akses dan kualitas pembelajaran. Di bidang pendidikan juga saya ingin berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan pemberdayaan guru. Saya merasa bahwa guru memiliki peran sentral dalam mencetak generasi masa depan. Oleh karena itu, saya bermaksud untuk mengembangkan program pelatihan bagi guru, terutama di daerah-daerah terpencil, untuk meningkatkan kemampuan mengajar mereka dan mengadopsi metode pembelajaran inovatif. Selain itu, saya berharap dapat berkolaborasi dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah untuk merancang kurikulum yang relevan dengan perkembangan dunia saat ini, termasuk penerapan teknologi dalam proses belajar-mengajar.

Sebagai bagian dari misi transformasi, saya juga berkomitmen pada advokasi kebijakan dikedua sektor ini. Saya akan berupaya untuk memperjuangkan kebijakan-kebijakan yang mendukung pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait kesehatan dan pendidikan. Saya akan secara aktif berpartisipasi dalam kelompok advokasi dan membantu membangun solusi berkelanjutan. Meskipun masih dalam perjalanan studi, saya telah merancang peran yang ingin saya jalankan untuk kontribusi inovatif saya di bidang kesehatan, khususnya dalam kebidanan, dan pendidikan. Peran yang saya pilih adalah sebagai "Katalisator Pendidikan Kesehatan Pranatal dan Inovasi Pendidikan Inklusif." Saya ingin menjadi penghubung yang memadukan upaya edukasi pranatal dengan pemberdayaan pendidikan inklusif, khususnya di daerah-daerah terpencil.

Seiring dengan menyelesaikan perjalanan studi saya, refleksi mendalam tentang peran dan tanggung jawab saya terhadap Indonesia telah mengilhami saya untuk merumuskan sebuah misi transformasi yang inovatif dan bermakna. Dalam perjalanannya, saya menyadari bahwa kontribusi nyata yang saya berikan dapat memiliki dampak yang signifikan terutama dalam bidang kesehatan, khususnya dalam konteks kebidanan, serta dalam sektor pendidikan yang menjadi tonggak perkembangan masa depan bangsa. Sebagai seorang individu yang berfokus pada bidang kesehatan, khususnya kebidanan, saya merasa terpanggil untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas perawatan maternal dan neonatal. Angka kematian ibu dan bayi yang masih terlalu tinggi di Indonesia adalah tantangan yang mendesak, dan itulah mengapa saya merasa dorongan kuat untuk menerapkan pendekatan inovatif setelah menyelesaikan studi. Dengan memadukan pengetahuan yang telah saya peroleh dengan ide-ide baru, saya berkomitmen untuk merancang solusi baru dan berkelanjutan. Pengembangan teknologi terkini, penerapan praktik terbaik berdasarkan bukti, serta kampanye edukasi yang merata akan menjadi beberapa langkah awal yang saya rencanakan untuk mengakselerasi perubahan positif dalam sistem kesehatan.

Tidak hanya di bidang medis, tetapi di bidang pendidikan, saya merasa terpanggil untuk berkontribusi. Sistem pendidikan merupakan kunci untuk membentuk generasi penerus bangsa yang tangguh dan berdaya saing global. Saya bercita-cita untuk memimpin transformasi dalam pendidikan, merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan zaman, mengadopsi metode pengajaran yang mendorong kreativitas dan pemecahan masalah, dan mengintegrasikan teknologi modern ke dalam proses pembelajaran. Dalam era di mana informasi begitu mudah diakses, peran guru pun berubah menjadi lebih dari sekadar penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran yang menginspirasi.

Dalam usaha mengimplementasikan misi transformasi ini, saya sadar bahwa tantangan akan ada di sepanjang jalan. Keterbatasan sumber daya, resistensi terhadap perubahan, dan berbagai hambatan lainnya mungkin akan menguji tekad saya. Namun, saya melihat tantangan ini sebagai peluang untuk belajar, berkembang, dan menemukan solusi yang lebih baik. Keberhasilan saya tidak hanya akan mengukir cerita sukses pribadi, tetapi juga memberikan teladan dan inspirasi kepada generasi muda Indonesia bahwa melalui inovasi, dedikasi, dan kerja keras, kita dapat mengatasi berbagai rintangan untuk mencapai perubahan yang berarti. Kesimpulannya, setelah menyelesaikan studi, saya melihat tanggung jawab saya terhadap Indonesia sebagai panggilan untuk berkontribusi secara inovatif. Dengan tekad yang kuat dan semangat yang menggebu-gebu, saya berkomitmen untuk merancang dan melaksanakan langkah-langkah nyata yang akan membawa transformasi positif dalam masyarakat dan bangsa. Saya percaya bahwa melalui upaya bersama dan kolaborasi lintas disiplin ilmu, kita dapat mewujudkan perubahan yang berarti dan berkelanjutan bagi Indonesia yang lebih baik.


Created-by: Gani Putri Aryanto (awardee BU 2023)

Share:

Senin, 15 Agustus 2022

Youth Volunteer for Better Education in The Future

Relawan muda (youth volunteer) memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan pendidikan di Indonesia. Relawan adalah seseorang yang meluangkan waktu yang dimilikinya untuk hal-hal baik dengan tujuan dan cara-cara yang baik pula. Menjadi seorang relawan harus berdasarkan hati nurani sendiri, bukan karena ada kesempatan tetapi ia yang mencari kesempatan itu. Bukan pula dikerjakan diwaktu luang, tetapi ia yang meluangkan waktu untuk mengerjakannya.

Terlebih dalam urusan pendidikan, saat ini relawan muda adalah sosok yang sangat dibutuhkan untuk membangun pendidikan yang lebih maju terutama di daerah pelosok Indonesia. Karena hingga saat ini sistem pendidikan di Indonesia sangat tertinggal dengan negara lain. Pemuda adalah tonggak berdiri dan kekuatan suatu negara. Apabila ingin melihat baik-buruknya suatu negara, maka tengoklah pemudanya. Syaikh Mustofa Al-Ghoyani berkata:

إنّ في يدّ شبّان أمرالأمّة وفي أقدامها حيتها

sesungguhnya ditangan pemudalah urusan suatu kaum, dan di kaki merekalah terdapat kehidupan suatu ummat(negeri)”

Pemuda menjadi sosok yang memiliki peran penting dalam urusan suatu negeri. Untuk itu mengapa dalam kegiatan atau aktivitas kerelawanan pemuda harus turut serta di dalamnya karena sangat dibutuhkan untuk membangun sistem pendidikan di negeri Indonesia tercinta ini.

Ada sebuah kisah yang sangat menginspirasi para pemuda agar tergerak hatinya untuk menjadi seorang volunteer muda. Sebut saja Khair, ia merupakan sosok relawan muda perempuan yang mendedikasikan dirinya untuk mengabdi di sebuah desa terpencil di kota Bogor. Awalnya ia tidak begitu tertarik dengan kegiatan kerelawanan di himpunan jurusannya tersebut. Ia hanya menjadi bagian dari himpunan jurusan tersebut, tetapi masih belum tertarik untuk ikut serta karena merasa belum siap terjun dalam kegiatan yang sudah berjalan sejak awal ia masuk kuliah.

Sampai akhirnya, Khair diberi kesempatan kembali untuk mengikuti kegiatan tersebut ketika ia sudah keluar dari himpunan jurusannya. Saat itu di kampusnya ada open recruitment menjadi seorang relawan muda untuk para peserta diluar himpunan mahasiswa jurusan tersebut. Khair mendaftarkan diri sebagai panitia dari kegiatan volunteer muda tersebut. Ia mencalonkan diri menjadi seorang guru untuk kegiatan ke-volunteer-an itu dan mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Ia mengabdikan dirinya di sebuah desa terpencil selama 10 hari serta terjun ke banyak sekolah dan lembaga pengajian anak-anak seperti TPA/PAUD. Selain itu, ia beserta rekan yang lainnya juga terjun langsung dalam memberdayakan masyarakat setempat. Memberikan edukasi kepada anak-anak serta masyarakat yang belum pernah diterima oleh masyarakat itu. Seperti pembelajaran dalam praktik manasik haji. Ia beserta rekan volunteer muda lainnya mendesain karikatur kakbah untuk mengajari praktik ibadah manasik haji kepada masyarakat dan anak-anak di desa setempat.

Metode yang Khair gunakan selama mengajar adalah metode fun learning yaitu proses pembelajaran yang edukatif namun menyenangkan. Agar tidak bosan dalam belajar, para relawan muda tersebut juga menambahkan beberapa kegiatan yang aktif dan kreatif, seperti membuat permainan yg menyenangkan dan jadwal olahraga yg teratur agar masyarakat setempat tetap sehat-bugar dan anak-anak pun bebas berekspresi dalam banyak hal. Di lembaga TPA yang mereka buat, diterjunkan sebanyak 4 orang relawan muda untuk mengajar ngaji, membaca, menulis, menghafal Al-Quran, serta pendidikan ilmu agama Islam.

Selain di bidang pendidikan, kontribusi lainnya yang mereka berikan pada masyarakat setempat adalah mereka mem-fasilitasi alat penyemprot nyamuk dan menyosialisasikan kepada kaum muda desa setempat untuk terjun langsung dalam memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar. 10 hari merupakan waktu yang terbilang lama untuk mengabdi dan terjun langsung kepada masyarakat yang cukup terbelakang soal pendidikan, terutama pendidikan agama yang merupakan pondasi yang seharusnya sudah dibangun sejak dini. Namun karena minimnya pengetahuan dan akses yang lumayan sulit dijangkau, menjadikan mereka masyarakat yang sedikit tertinggal pendidikannya ketimbang masyarakat lain di negeri ini.

Kegiatan yang Khair dan rekan-rekannya lakukan sangat menarik, edukatif, dan menyenangkan. Serta dapat mendidik para pemuda supaya lebih bersyukur dan belajar lebih lagi tentang kesederhanaan dalam hidup. Memotivasi para pemuda lain supaya hatinya lebih tergerak untuk menolong banyak orang dan mendedikasikan hidupnya supaya berguna untuk orang lain, seperti yang temaktub dalam firman Allah SWT di Surat Ali-Imron ayat 110:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Begitupun dalam sabda Nabi Saw yang diriwayatkan dari Jabir r.a:

خير الناس أنفعهم للناس

“...sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lain” (HR.Thabrani dan Daruquthni)


“Kita itu diciptakan tidak hanya dari dan untuk orang-orang di sekeliling kita. Sekali-kali tengoklah ke desa, banyak sekali pelajaran berharga dari kesederhanaan mereka dan banyak sekali jasa orang-orang yang berjuang di desa yang dapat dinikmati khalayak ramai di kota.”

–Khairiyyah-


Share:

Jumat, 05 Agustus 2022

Perlu Tidak Selalu H.A.R.U.S

Saya harus berpuasa, atau saya perlu berpuasa?

Kalau saya harus, maka waktu akan jadi musuh yang harus dibunuh.

Kalau saya perlu, maka waktu jadi pembatas kesenangan

 

Saya harus taat, atau saya perlu taat?

Kalau saya harus, pengorbanan akan jadi beban yang disesali.

Kalau saya mau, maka pengorbanan jadi kisah indah untuk dikenang

 

Saya harus menikah atau saya perlu menikah?

Kalau harus, biasanya juga jodohnya harus itu, harus mapan, harus-harus yang lainnya.

Kalau perlu, maka pernikahan akan diatur berdasar keperluan menghalalkan saja, sederhana

 

Tapi hidup tak selalu harus memilih antara harus dan perlu.

 

Bisa jadi hari ini kita dilatih karena harus, dan besok kita naik tingkat ke perlu.

Bila kita sudah menyadari

 

Seperti anak kecil yang harus belajar saat belum paham tentang kehidupan

Dan meningkat menjadi perlu belajar ketika dia sudah menyadari kehidupan

 

Ada banyak kenikmatan hidup pada apabila kita bisa lepas dari keharusan

Dan mulai memandang bahwa kita yang memerlukan semua yang awalnya diharuskan

 

Yang lari dari sesuatu, belum tentu lari menuju sesuatu.

Tapi yang lari menuju satu tujuan, tak peduli dari mana dia mengawali larinya.

 

Karena dia perlu, tak hanya harus

 

Mulailah melihat Islam dengan cara yang berbeda.

 

Hari ini kita berpikir,

"Mengapa Harus Islam?",

 

Besok bisa jadi

"Mengapa Perlu Islam?"

 

Semua tentang persepsi

 

Haruskah kita terus berpikir dan berubah?

 

Tidak harus. Hanya perlu




Share:

HiRaEtH

Langit tidak selalu membiru, adakalanya ia kelabu

Senja tak selalu menyuguhkan jingga, adakalanya ia tak tertulis digaris cakrawala

Begitupula hidup, bahagia tak selamanya menetap


Begitupula tangis, ia takkan selamanya meratap


Jangan terpaku dimasa silam


Dimana kenangan pahit menghalangi kebahagiaan untuk datang


Melangkahlah, tinggalkan yang menyakitkan


Cobalah lukis kisah baru, yang mampu meninggalkan segala kenangan dimasa lalu


Karena bagaimanapun hidup ini harus terus berlanjut


Kita tidak bisa terus terpaku diputaran waktu yang terus melaju


Jika dihari kemarin kamu terluka, bukan berarti hari ini kamu juga akan terluka


Semua keputusan ada ditangan diri kita masing-masing


Mau menjalani hidup bahagia ataupun terluka semua itu pilihan, tergantung kamu!


Karena kamulah yang berhak memutuskan


Ya, hanya kamu!


Kamulah yang memutuskan bagaimana kamu menghadapi hari esok


Masihkah betah dan ingin berlama-lama dengan duka? 


Atau ingin melangkah mencari bahagia diputaran waktu dan takdir yang berbeda? 


Semua keputusan ada ditanganmu


Share:

Rabu, 02 Desember 2020

Allah Akan Menyembuhkan Sakit Hatimu

 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Ada pelajaran penting tentang keadaan emosional kita. Tentang hati dan bagaimana cara sembuhnya.


Ada orang yang mengaku punya masalah kemarahan dan tidak bisa mengatasinya. 

Orang yang lain merasa kecewa, depresi, dan bingung bagaimana menyembuhkannya. 


Beberapa orang lain lagi merasa terluka karena bertengkar dengan teman atau saudara. Sampai-sampai tidak mau mendengar nama mereka lagi.


“When you say their name I get upset. I can even think about that person. And just makes me angry.”


Isu seperti ini marak terjadi. Dan orang yang mengalaminya merasa hatinya terluka dan tidak bisa disembuhkan.


“Aku tau dia sudah menyesali perbuatannya. Aku tahu dia sudah berubah. Tapi aku tidak bisa melupakan apa yang terjadi”. Kurang lebih seperti itu.


Bicara masalah terluka, Ibu Musa pun terluka ketika harus melarung anaknya ke sungai. 


Bayi Musa dihanyutkan, perlahan hilang dari pandangan. Dan sejak saat itu Ibu Musa tahu bahwa bayi ini tidak akan kembali kepadanya.


Bukankah peristiwa ini melukai Ibu Musa? Pasti ini memberi trauma tersendiri, apalagi bagi seorang wanita. 


Secara normal, kita bisa bilang bahwa ia tidak akan sembuh setelah kejadian itu.

Tapi Allah campur tangan dalam masalah ini dan langsung menyembuhkan Ibu Musa. Immediately.


Coba dilihat QS Al-Qashash:10. Pelajaran apa yang dapat diambil dari kisah ibunda Nabi Musa ‘Alaihis salaam? Di sanalah Allah langsung mengukuhkan hati Ibu Musa.


Immediately Allah gave rabth to her Qalb


Selanjutnya, ada yang menarik dari fenomena ‘pengukuhan hati’ ini. Rabth tidak hanya berlaku untuk qalb para nabi.


Apakah Ibu Musa adalah seorang nabi?

Atau pemuda Ashabul Kahfi, di QS Al-Kahfi:14, ada kata rabth pada وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ .


Apakah mereka adalah para nabi? Bukan juga.


Dari ayat ini Allah menenangkan, menguatkan, dan menyembuhkan hati siapa saja. Bukan hanya hati para nabi. 


Allah punya campur tangan terhadap kita dan hati kita.


Allah datang ke hati kita dan menyembuhkannya. 


وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَقَلْبِهِ


Allah berfirman bahwa Dia punya andil dan campur tangan terhadap hati kita. 


Dengan kata lain, Allah sangat mampu untuk membuat kita maju, merelakan masa lalu, menyembuhkan luka lama, dan kita bisa melanjutkan hidup. 


Jadi, yang sedang sakit hati, harus yakin ya, Allah Maha Menyembuhkan Hati kita 😊


 Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbunaa 'alaa diinik, wa tho'aatik




Jangan Shalih sendiri, Share yaa ^_^


Share:

Minggu, 01 November 2020

Kendalikan atau Turuti?🤔

Hawa nafsu adalah sumber kerusakan dan keburukan, sebagaimana firman Allah,


"...dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al-Kahfi: 28)


Hawa nafsu tidak berdiri sendiri dalam melakukan suatu kerusakan dan keburukan kecuali disertai dengan kebodohan. Sebab jika ia mengetahui bahwa sesuatu itu berbahaya dan berdosa untuk dilakukan, maka secara otomatis ia akan menolak untuk mengerjakan hal tsb. Karena Allah telah menjadikan dalam jiwa kecintaan terhadap apa yang mendatangkan manfaat dan membenci sesuatu yang mendatangkan mudharat dan kerusakan. Jika seseorang melakukan sesuatu yang membuat kemudharatan, maka hal itu disebabkan oleh kelemahan pikirannya.


Banyak di zaman sekarang orang² menjadi budak bagi hawa nafsunya (na'udzubillah). Merasa melakukan perbaikan di bumi, namun nyatanya kerusakanlah yang diperbuat. Karena apa? Karena mereka senantiasa menuruti hawa nafsunya. Asal mula yang menjerumuskan manusia kpd keburukan adalah kebodohan, karena dengan ketiadaan ilmu, maka hal itu akan membawanya kepada bahaya dan suatu kerusakan yang lebih besar. 


Setan selalu membuat indah suatu hal yang jelek, dan menyuruh untuk melakukannya serta menyebutkan kebaikan² yang terdapat padanya, tetapi tidak menyebutkan bahaya atau kerusakan yang akan terjadi. Sebagaimana yang ia lakukan pada Adam dan Hawa. Oleh karena itu Allah berfirman seraya mengingatkan,


"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb Yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk." (QS. Az-Zukhruf: 36-37)


Awal mula penyesalan, kehinaan, dosa dan penyakit yang hinggap pada manusia sejak awal ia diciptakan hingga hari kiamat ialah datang dari yang namanya HAWA NAFSU.


Kita kerap kali menisbatkan segala keburukan pada setan, iblis, dan agen eksternal lainnya. Padahal kata Imam Al-Ghazali, sumber segala perbuatan tidak baik itu justru ada pada diri kita sendiri. 


Maksiat mula-mula yang dilakukan oleh Iblis sendiri adalah nafsunya; takabur dan hasud. Singkatnya, sumber keburukan itu adalah agen internal, sesuatu yang ada di dalam diri kita sendiri.


Iblis pun beribadah. Kata Al-Ghazali, Iblis beribadah selama delapan puluh ribu tahun. Tapi nafsunya itulah yang kemudian menyeret dia pada jurang kesesatan. Nafsu juga yang kemudian membuat Nabi Adam dan Ibunda Hawa terperdaya. Contoh yang sama bisa juga dijumpai dalam kisah Qabil dan Habil serta Harut dan Marut (dua malaikat yang diberikan hawa nafsu oleh Allah).


Hematnya, inilah penjelasan Imam Al-Ghazali yang penting untuk diinternalisasi. Bahwa nafsu tidak mungkin dihilangkan dari diri manusia. Bahkan, nafsu itu sendiri adalah motor penggerak. Maka hal yang paling mungkin bisa dilakukan adalah mengendalikan nafsu serta menahan diri agar kita tidak dikuasainya.


Tentu saja itu bukanlah perkara mudah. Menahan diri untuk tidak berlaku konsumtif ketika ada banyak saldo tersedia tentu tak mudah. Ibu-ibu (termasuk sebagian besar bapak-bapak) yang kebetulan tidak bisa keluar rumah, bukan berarti pasif berbelanja. Tinggal klik “oke” beberapa menit kemudian barang sampai di rumah. Mudah dan sederhana.


Kalaulah nafsu itu diumpamakan seperti binatang buas atau kuda binal yang liar, maka ada tiga cara mengendalikannya menurut Imam Al-Ghazali, yaitu sebagai berikut:


Pertama, mengekang atau mencegah keinginan (man’us syahwat). Kuda yang binal akan tak berdaya jika dikurangi makannya. Ini tentu saja hanya perumpamaan. Pointnya pada pengendalian diri. Lagi-lagi ini masalah yang bersifat internal. 


Manusia kerap memprioritaskan keinginan meski sesungguhnya itu bukanlah kebutuhannya. Inilah sesungguhnya cikal bakal kerusakan yang terjadi pada diri manusia. Nafsu karenanya harus terlebih dahulu dikendalikan dengan cara mengekang keinginan.


Kedua, bebani dengan ibadah. Karena keledai yang dibebani banyak dan dikurangi makannya, akan tunduk dan menurut. Sekali lagi ini juga tamsil atau perumpamaan. Makna kontekstualnya kira-kira begini; kita perlu mentarget diri dengan sesuatu yang berguna, untuk kita sendiri maupun orang lain (yang kedua tentu lebih baik). Seorang dosen perlu membuat target misalnya dalam satu minggu harus membuat 5-10 paper. Atau seorang siswa yang menargetkan hafalan qur'annya sebulan mencapai 1-2 Juz.


Pembebanan seperti inilah yang dimaksud Imam Al-Ghazali. Mengendalikan nafsu salah satunya bisa dengan cara membebani diri dengan target-target tertentu. Sehingga, tidak ada lagi waktu yang terbuang sia-sia. Tidak lagi tersisa ruang bagi nafsu untuk menyelinap dan melambungkan keinginan-keinginan yang tidak perlu.


Ketiga, meminta petunjuk kepada Allah. Memaknai hal ini sebagai bentuk kerendah-hatian manusia. Setelah berikhtiar kemudian tawakkal. Karena Allah yang punya kuasa atas segala-galanya.


Jadii kesimpulannya ada pada diri kita masing-masing....


Mau mengikuti hawa nafsu lalu melakukan kerusakan dan terjebak dilingkaran setan di neraka selamanya?


Atau mengikuti sumber ilmu yang telah dibawa Al-Qur'an dan sunnah nabi lalu menjadi ahlul jannah untuk selamanya?


Chose your Path!!!



"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang." (QS.Yusuf: 53)


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ ، وَالأَعْمَالِ ، وَالأَهْوَاءِ




Jangan shalih sendiri, sharee yaa ^_^

Share:

Kamis, 29 Oktober 2020

The True Happiness

Dunia dengan segala perhiasannya memang selalu ada. Uang, popularitas, wanita, kecantikan, jabatan dan lain sebagainya. Kitapun bersusah payah sepanjang hidup untuk memperoleh dan memiliki hal² tersebut. Memang semua itu adalah hiasan hidup yang Allah anugerahkan buat manusia. 

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (3:14)


Tidaklah terlarang bagi muslim mendapatkan dan memiliki perhiasan² kehidupan dunia itu. Hanya saja yang ditutuntut oleh Allah dari manusia, antara lain: 

"Carilah dunia tapi janganlah melupakan akhirat. Jangan hanya mengumpulkan harta dan menghitung²nya lalu bersikap bahwa harta itu akan mengekalkan kita. Jangan bermegah² dengan harta dan hiasan dunia yang lainnya, sebab pada akhirnya kita akan masuk kubur."

Kita menyaksikan dalam kehidupan ini, bahwa keberuntungan setiap orang berbeda². Ada yang mudah menggapai harapan² untuk menjadi orang kaya, punya jabatan, popularitas dan lain². Adapula orang yang karena ingin meraih keberuntungan² dan kesenangan itu, lalu tenggelam di dalam khayalan², lamunan² tanpa dibarengi dengan usaha yang sungguh². Padahal tanpa usaha semuanya hanya sekedar khayalan belaka saja. Tidak akan mengubah kehidupan ke arah yang lebih baik. 

Berusahalah, bekerjalah, kenali dan optimalkan berbagai potensi diri yang Allah berikan pada kita. Kenalilah kemampuan kita. Milikilah ilmu. Kuasai taktik dan strategi untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Bila kita sudah berusah keras, namun keberuntungan lari dalam hidup kita, maka sadarilah. Jika keberuntungan itu sudah sebanding dengan usaha dan kemampuan diri yang dimiliki, maka memang demikianlah adanya. Akan tetapi, kalau kita merasa kemampuan dan usaha lebih besar daripada hasil, maka itulah bagian yang telah Allah tetapkan untuk kita di dunia. 

Jika keberuntungan dunia tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka bersyukurlah. Tidaklah berarti kita lantas berhenti berusaha. Usaha harus terus ada dan dilaksanakan. Akan tetapi, bersikaplah 'realistis' jangan mengada-ada.  "Keberuntungan" itu tidaklah terletak pada mengejar segala keinginan, akan tetapi pada "kemampuan mengurangi keinginan." Kebahagiaan itu terletak pada "rasa syukur kepada Allah" atas apa yang telah diraih.


Jangan shalih sendiri, share yaa ^_^

Share:

Senin, 17 Agustus 2020

Cinta & Keindahan

Semakin dibuang dari hati, semakin hadir difikiran, begitulah cinta

Cinta adalah perasaan, maka cara untuk menghapusnya haruslah dgn kelemah-lembutan.


Jika kamu mencoba melupakan seseorang dari fikiran, mungkin kamu lupa bahwa disaat itu ingatanmu adalah masih tentang dia

Dan pastinya yang terjadi, kamu semakin mengingatnya.Tidak semudah ucapan yg dilafazkan.


Mungkin kamu bisa kata, hanya maut yg bisa merebut dan memisahkannya.


Terimalah kenyataan, bersahabatlah terus seperti air yg mengalir ke muara, yang tetap tenang.


Sebagaimana kamu mengikhlaskan sebuah persahabatan dari awal, maka kamu harus ikhlaskan bagaimana nantinya akan berakhir.


Pertemuan dlm persahabatan itu suatu anugerah, semoga ukhuwah terus terpelihara. Karena Allah telah menyusun jalan hidup hamba-Nya dgn baik.


Bagaimana mungkin kamu bisa merubah sesuatu, jika sesuatu itu tidak ada ditanganmu? 


Kisahmu pada masa ini, mungkin akan berbeda dengan masa depan.

Namun begitulah kehidupan, dimana kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang beda dari sebelumnya, melukis kisah yang berbeda bersamanya, agar kita mendapatkan pelajaran yang berbeda-beda pula darinya.


Seindah-indahnya cinta adalah cinta yang sama-sama suka dan tanpa dipaksa.

Namun ada lagi yang lebih indah daripada itu. 


CINTA, ketika kamu mendengar nama-Nya bergetarlah hatimu.

CINTA ketika kamu menyebut asma-Nya meneteslah air matamu.


"Sesungguhnya keimanan didalam jiwa seorang muslim itu lebih indah rasanya daripada dunia dan segala isinya."


Itulah sebuah keindahan cinta yang hakiki..

Share:

Jumat, 12 Juni 2020

MENCINTAI DAN DICINTAI


Diriwayatkan dari Abu Dar’da Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda tentang doa Nabi Dawud ‘Alaihis Salam, beliau berkata:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ ، وَالعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي ، وَمِنَ المَاءِ البَارِدِ
Ya Allah, sungguh aku minta kepada-Mu rasa cinta kepada-Mu, dan mencintai orang yang mencintaimu, dan amal yang menyampaikan kami kepada cintaMu,. Ya Alah jadikan kecintaan kepada-Mu lebih aku cintai daripada diriku sendiri, keluargaku, dan dari air yang dingin.” (HR. Al-Tirmidzi)

Ini adalah kabar berita dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang doa Nabi Dawud ‘alaihissalam. Beliau berdoa kepada Rabbnya, Allah Subahanahu wa Ta'ala, dan mendekatkan diri kepada-Nya untuk dikabulkan permintaannya ini.

Kandungan doa ini sangat istimewa;
yaitu meminta kepada Allah agar memberikan taufik pembacanya untuk mencintai Allah, mencintai apa yang dicintai-Nya dan mencintai karena-Nya.

Pertama, “Ya Allah, aku meminta kepadamu kecintaan kepada-Mu” meminta kepada Allah agar memberinya petunjuk dan taufik untuk mencintai Allah. Karena cinta kepada Allah tidak terwujud kecuali dengan taufik dari-Nya.
Seseorang tidak akan mencintai Allah kecuali setelah Allah memberikan kecintaan kepadanya. Ini sesuai dengan firman Allah Subahanahu wa Ta'ala,

يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي ٱللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya.” (QS. Al-Maidah: 54) Doa ini menngandung permintaan agar Allah mencintai dirinya.

Cinta kepada Allah termasuk pokok iman yang mendorong diri untuk mengabdi (beribadah) kepada-Nya. Cinta inilah yang mendorong kepada kebaikan dan menuntun kepada kemuliaan. Karenanya, setiap muslim wajib memenuhi hatinya dengan rasa cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan menguatkannya sehingga ia mencintai utusan-Nya dan syariat-Nya. Dengan kecintaan ini ia akan cinta atau suka kepada shalat, zakat, puasa, umrah, haji, tilawah, dan segala bentuk ibadah lainnya.

Kedua, “mencintai orang yang mencintai Allah” setelah seseorang cinta kepada Allah, ia harus cinta kepada kaum muslimin yang mencintai Allah. Yaitu orang-orang yang sibuk mewujudkan cinta kepada Allah. Karena Allah mencintai mereka. Rasa cinta kepada Allah menuntut mencintai siapa-siapa yang dicintai Allah.

Ketiga, meminta kepada Allah agar memberi taufik kepada dirinya untuk mencintai amal-amal yang menghantarkan kepada kecintaan-Nya. Kecintaan ini menjadi bukti benarnya kecintaan kepada Allah. Caranya, taat kepada Allah dengan melaksanakan amal-amal yang menghantarkan kepada keridhaan-Nya dan menjauhi setiap amal yang membuat Allah murka dan mejauhkan dirinya dari Allah.

Ringkas dari doa ini bahwa para nabi dan rasul sangat cinta kepada Allah sehingga mereka senang mendekatkan diri kepada Allah dan melaksanakan ibadah kepada-Nya.
Siapa yang mencintai Allah dan berharap Allah benar-benar mencintai-Nya hendaknya menempuh sebab yang telah ditetapkan Allah. Yaitu iman kepada rasul-Nya dan mengikuti sunnah-sunnahnya.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)



Penutup
Cinta kepada Allah membuahkan semangat dan kenikmatan ibadah kepada-Nya. Sedangkan ibadah adalah tujuan dan hikmah diciptakannya manusia. Mulianya manusia ditentukan ibadahnya kepada Allah. Pentingnya meminta kecintaan kepada Allah ini agar diri ini semangat dan nikmat beribadah. Wallahu A’lam


Share: