Senin, 22 Januari 2024

Memaafkan Diri, Merangkai Senyuman Kembali

Kesempatan memaafkan adalah pemberian dari Allah, karena itu adalah waktu saat Allah memanggil kita untuk lebih dekat dengan-Nya. Membandingkan kenyataan dalam diri dengan ilusi kesempurnaan orang lain, membuat kita lebih sulit memaafkan diri sendiri daripada memaafkan orang lain. Rahmat Allah akan selalu lebih besar daripada dosa-dosa kita, tapi seringnya kebencian diri nampak lebih berat dari rasa mencintai diri sendiri. 

Kita harus belajar untuk memaafkan diri sendiri untuk hal-hal yang tidak kita sadari. Setiap orang memang memiliki pandangan berbeda ketika mereka melihat ke belakang, tapi jika ingin maju ke depan kita harus belajar dari masa lalu, bukan justru terjebak di dalamnya. Taubat bukan hanya memohon ampunan pada Allah, tapi juga melihat bahwa diri kita layak untuk menerima rahmat-Nya. Maafkan dirimu sendiri, dengan melihat pada diri kita melalui pandangan-Nya bukan melalui pandangan dosa-dosa kita.

Saat melakukan dosa dan kembali pada Allah dalam keadaan malu, kebergantungan kita pada Allah meningkat. Jalaludin Rumi pernah berkata: 

"Dimana ada kerusakan, di sana ada harapan untuk sebuah harta"

Kesadaran bahwa kita telah melakukan dosa adalah sebuah sumber rasa syukur karena ia membuka jalan untuk kembali pada-Nya. Kecenderungan bertaubat adalah tanda bahwa Allah memanggil kita dengan kasih dan sayang-Nya. Setan ingin agar kita sibuk dengan kesalahan-kesalahan kita, karena selama kita melihat sisi kemanusiaan kita, pandangan kita akan teralihkan dari kesempurnaan Allah. Selama kita masih memandang dosa-dosa kita, kita akan kehilangan kesempatan untuk menyaksikan betapa luasnya ampunan Allah pada setiap hamba-Nya.

Penting diingat, bahwa kesalahan kita tidak bisa mengurangi cinta Allah kepada kita. Karena itu, jangan biarkan dirimu larut dalam rasa malu, tetapi kembalikan hatimu pada Allah. Karena hanya dengan mengingat-Nya, ketenangan yang sesungguhnya akan kamu temukan. Pintu Allah selalu terbuka bagi mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari kehadiran-Nya. Setiap hari Allah memberi kesempatan baru untuk kembali datang ke pelukan rahmat-Nya.

"Barangsiapa bertakwa pada Allah, niscaya Dia akan membuka baginya jalan keluar.(QS. 65:2) 

Rabb kita begitu setia dan kasih sayang-Nya memeluk kita lebih erat daripada pelukan seorang ibu pada anaknya. Cahaya cinta, kasih sayang, dan ampunan-Nya selalu ada untuk kita. Kita hanya perlu membuka mata dan menerima pemberian-Nya yang telah diwujudkan dalam diri dan sekitar kita.

Kisahmu pada masa lalu, mungkin akan berbeda dengan masa depan. Namun begitulah kehidupan, dimana kita akan dipertemukan dengan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya,. Melukis kisah yang berbeda bersama, agar kita mendapatkan pelajaran yang berbeda-beda pula darinya. Ambil sebagai pelajaran untuk menemukan yang terbaik, melakukan hal yang semakin baik, dan menjadikan diri kita lebih baik. Terkadang yang kita perlukan hanyalah waktu. Waktu untuk bersabar, memaafkan, merelakan, dan banyak lagi. Kita tidak pernah tau kapan waktu yang tepat, namun kita bisa mengusahakan yang terbaik. Maka pada setiap proses dan langkah kita, semoga Allah senantiasa menguatkan. (Anonym) 

Share:

3 komentar:

  1. Masya Allah, kak, Terima Kasih Tulisannya deep banget ngena ke hati

    BalasHapus
  2. Masyallah akak Gani

    BalasHapus
  3. Masya Allah, mbak Ganii, makasih banyak yahh, setelah baca tulisan ini hati rasanya jadi lega

    BalasHapus