Selasa, 31 Desember 2019

Mendidik Anak ala Nabi SAW


“Kebanyakan orang belum menyadari bahwa anak-anak adalah salah satu unsur umat ini. Hanya saja dia bersembunyi dibalik tabir kekanak-kanakannya. Apabila kita singkapkan tabir itu, pasti kita temukan dia berdiri sebagai salah satu tiang penyangga bangunan umat ini. Akan tetapi, ketentuan Allah pasti berjalan, yaitu bahwa tabir tersebut tidak akan tersingkap selain dengan bimbingan dan pendidikan secara berkala, sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan bertahap.”
-Syekh Muhammad Al-Khidr Husain rahimahullah.-

                Banyak orangtua yang mendambakan kehadiran anak yang sholeh dan sholehah dalam hidupnya. Tentu saja hal itu tidak terlepas dari pola pendidikan yang mereka ajarkan terhadap anak-anak mereka. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, seorang ulama besar islam berkata, “barang siapa yang dengan sengaja tidak mengajarkan apa yang bermanfaat bagi anak-anaknya dan meninggalkannya begitu saja, berarti dia telah melakukan suatu kejahatan yang sangat besar. Kerusakan pada diri anak kebanyakan datang dari sisi orangtua yang meninggalkan mereka dan tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban dalam agama berikut sunnah-sunnahnya.”  Seorang pendidik, terutama orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik anak-anaknya. Lantas, pola pendidikan seperti apakah yang harus diajarkan para orang tua kepada anak-anaknya? Yang pasti adalah pola pendidikan yang sudah diajarkan oleh Nabi SAW. Karena beliaulah sebaik-baik suri teladan bagi para ummatnya. Rasulullah SAW mengajarkan kepada para orangtua bagaimana cara mendidik anak sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah.
Nabi SAW memerintahkan kepada para orangtua agar selalu menampilkan suri teladan yang baik. Suri teladan yang baik memiliki dampak yang besar pada kepribadian anak. Sebab, mayoritas yang ditiru anak berasal dari kedua orangtuanya. Bahkan, dipastikan pengaruh paling dominan berasal dari kedua orangtuanya. Kedua orangtua selalu dituntut untuk menjadi suri teladan yang baik. Karena seorang anak yang berada dalam masa pertumbuhan selalu memerhatikan sikap dan ucapan kedua orangtuanya. Dia juga bertanya tentang sebab mereka berlaku demikian. Apabila baik, maka akan baik juga akibatnya. Kedua orangtua dituntut untuk mengerjakan perintah-perintah Allah SWT dan sunnah Rasul-Nya SAW dalam sikap dan perilaku selama itu memungkinkan bagi mereka untuk mengerjakannya. Sebab, anak-anak mereka selalu memerhatikan gerak-gerik mereka setiap saat.
“Kemampuan seorang anak untuk mengingat dan mengerti akan segala hal sangat besar sekali. Bahkan, bisa jadi lebih besar dari yang kita kira. Sementara, sering kali kita melihat anak sebagai makhluk kecil yang tidak bisa mengerti atau mengingat.” [Manhaj At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (2/117) karya Muhammad Quthb].

Semoga bermanfaat…

Share:

0 komentar:

Posting Komentar