“Kebanyakan orang
belum menyadari bahwa anak-anak adalah salah satu unsur umat ini. Hanya saja
dia bersembunyi dibalik tabir kekanak-kanakannya. Apabila kita singkapkan tabir
itu, pasti kita temukan dia berdiri sebagai salah satu tiang penyangga bangunan
umat ini. Akan tetapi, ketentuan Allah pasti berjalan, yaitu bahwa tabir
tersebut tidak akan tersingkap selain dengan bimbingan dan pendidikan secara
berkala, sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan
perencanaan yang matang dan bertahap.”
-Syekh Muhammad
Al-Khidr Husain rahimahullah.-
Banyak orangtua
yang mendambakan kehadiran anak yang sholeh dan sholehah dalam hidupnya. Tentu
saja hal itu tidak terlepas dari pola pendidikan yang mereka ajarkan terhadap
anak-anak mereka. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, seorang ulama besar islam berkata, “barang siapa yang dengan sengaja tidak mengajarkan
apa yang bermanfaat bagi anak-anaknya dan meninggalkannya begitu saja, berarti
dia telah melakukan suatu kejahatan yang sangat besar. Kerusakan pada diri anak
kebanyakan datang dari sisi orangtua yang meninggalkan mereka dan tidak mengajarkan
kewajiban-kewajiban dalam agama berikut sunnah-sunnahnya.” Seorang pendidik, terutama orang tua memiliki
peran yang sangat besar dalam mendidik anak-anaknya. Lantas, pola pendidikan
seperti apakah yang harus diajarkan para orang tua kepada anak-anaknya? Yang
pasti adalah pola pendidikan yang sudah diajarkan oleh Nabi SAW. Karena
beliaulah sebaik-baik suri teladan bagi para ummatnya. Rasulullah SAW
mengajarkan kepada para orangtua bagaimana cara mendidik anak sesuai dengan tuntunan
Al-Quran dan As-Sunnah.
Nabi SAW memerintahkan kepada para
orangtua agar selalu menampilkan suri teladan yang baik. Suri teladan yang baik
memiliki dampak yang besar pada kepribadian anak. Sebab, mayoritas yang ditiru
anak berasal dari kedua orangtuanya. Bahkan, dipastikan pengaruh paling dominan
berasal dari kedua orangtuanya. Kedua orangtua selalu dituntut untuk menjadi
suri teladan yang baik. Karena seorang anak yang berada dalam masa pertumbuhan
selalu memerhatikan sikap dan ucapan kedua orangtuanya. Dia juga bertanya
tentang sebab mereka berlaku demikian. Apabila baik, maka akan baik juga
akibatnya. Kedua orangtua dituntut untuk mengerjakan perintah-perintah Allah
SWT dan sunnah Rasul-Nya SAW dalam sikap dan perilaku selama itu memungkinkan
bagi mereka untuk mengerjakannya. Sebab, anak-anak mereka selalu memerhatikan
gerak-gerik mereka setiap saat.
“Kemampuan seorang anak untuk
mengingat dan mengerti akan segala hal sangat besar sekali. Bahkan, bisa jadi
lebih besar dari yang kita kira. Sementara, sering kali kita melihat anak
sebagai makhluk kecil yang tidak bisa mengerti atau mengingat.” [Manhaj At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah
(2/117) karya Muhammad Quthb].
Semoga bermanfaat…
0 komentar:
Posting Komentar